Jumat, 02 Mei 2014

Hari Pendidikan 2014

Ini hari kita orang memperingati Hari Pendidikan Nasional (seperti logat timur ya . . .)
Photo; sombaDebata

Kenapa timur, karena di timur Indonesia menurut saya tersimpan harta yang sangat besar bagi negeri ini, tidak hanya budaya, tetapi alamnya menyimpan kekayaan yang sangat banyak sekali, dan di hari pendidikan ini saya ingin menulis dan mengingatkan bahwa sebenarnya praktik-praktik kolonialisme dengan gayanya yang baru masih berjalan di negeri ini terutama di timur Indonesia.

Papua, pernah kah kita tahu disana ada eksplorasi tambang yang sangat besar sekali? Menurut finance detik com (http://finance.detik.com/read/2012/03/19/075553/1870501/4/tambang-emas-freeport-di-papua-terbesar-di-dunia) , situs ini mengutip hasil survey dari Thompson Reuters dan Metals Economics Group yang dilansir CNBC, Senin (19/3/2012) dimana hasil dari survey ini juga menyebutkan bahwa cadangan emas yang dimiliki oleh perusahaan tambang ini hingga 2012 adalah Rp1.329 triliun. Lebih mirisnya lagi sejak kontrak generasi kedua pada tahun 1991 yang berakhir pada 2021 perusahaan ini malah mendapatkan hak perpanjangan lagi sebanyak 2 x 10 tahun yang berarti kontrak mereka akan berakhir di 2041.

Mungkin anda bertanya, apa hubungan freeport dan hari pendidikan hari ini?

Freeport hanya satu dari sekian banyak praktik kolonialisme yang diterapkan pihak luar di negeri ini, sepintas mungkin kita hanya berpikir inikan hanya praktik bisnis semata, apa hubungan nya dengan pendidikan. Banyak sebenarnya fakta sejarah mengenai ini, tetapi akan terlalu panjang jika kita runut lagi ke belakang. Intinya adalah, kita adalah negara dengan sumber daya alam terlengkap di dunia dan juga memiliki cadangan yang cukup sebagai sebuah bangsa dengan kekayaan alamnya, tetapi karena keterbatasan pemikiran para pemimpin kita dahulu hingga saat ini kita hanya menjadi pemilik kekayaan alam tersebut dengan mendapatkan hanya beberapa persen keuntungan saja, yang mengolah dan menikmati keuntungan hasil kekayaan alam kita tersebut adalah negara-negara luar yang menanamkan modalnya di negeri ini, seperti freeport.

Tidak terbatas pada hal itu saja ternyata, mungkin menjadi pemilik akan memiliki sedikit kebanggan bagi kita tetapi ternyata, kita juga menjadi buruh bagi penanam-penanam modal asing di negeri ini untuk mengolah hasil alam kita sendiri dimana keuntungan terbesarnya tidak lari ke negeri kita melainkan ke negeri penanam modal tersebut. Banyaknya ketersediaan tenaga buruh di negeri ini lah yang menjadi keuntungan kedua dari penanam modal asing tersebut, buruh disini saya artikan sebagai manusia Indonesia yang hanya maksimal tamatan SMA (sekolah menengah atas) dimana dalam perundang-undangan tidak layak mendapatkan hak dan kewajiban seperti halnya para pekerja profesional.

Memang jika kita kaji, kata buruh itu selalu identik dengan pekerjaan kasar yang tidak memerlukan skill atau keahlian dimana juga dalam undang-undang kita diartikan mereka tidak layak mendapatkan hak dan kewajiban layaknya para pekerja profesional lainnya. Dengan celah inilah pihak asing yang menanamkan modalnya di negeri ini bermain dalam bidang politik negeri kita, jika dilihat lagi di negeri ini dimana ada kegiatan industri baik dalam skala kecil maupun besar selalu kita dapati daerah tersebut memiliki sarana dan prasarana yang buruk sekali terutama untuk bidang pendidikan. Sebuah hal yang sangat kontras, tetapi ternyata sangat masuk akal, karena jika daerah yang industrinya sangat besar sekali memiliki sarana dan prasarana yang sangat baik terutama bidang pendidikan maka secara otomatis pihak industri tersebut akan kekurangan tenaga buruh yang dapat mereka bayar dengan sangat murah sekali karena kualifikasi pendidikan yang rendah.

Sebagai ilustrasi saya akan ambil dua daerah di negeri ini, yang pertama adalah Papua, dengan kondisi freeport yang saya ceritakan di awal tadi yang pada 2017 akan memasuki masa setengah abad beroperasinya, dengan masa yang sangat lama ini ternyata tidak membawa perubahan yang sangat besar pada masyarakat Papua secara keseluruhan, tingkat pendidikan daerah ini sangat rendah sekali, sangat kontras jika dilihat dari hasil alam yang mereka miliki, bahkan kehidupan ekonomi masyarakat Papua juga mayoritas didukung oleh masyarakat luar yang berdagang di daerah ini, seperti transmigran dan para pedagang yang khusus datang ke daerah ini. Kondisi seperti ini jika dilihat secara teliti ternyata sangat mendukung usaha freeport di tanah Papua, karena jika tingkat pendidikan masyarakat sudah maju, maka tingkat perekonomian juga akan maju, dan bisa saja perusahaan besar seperti freeport akan diambil alih pemerintah daerah Papua di masa yang akan datang.

Satu daerah lagi yang belakangan menjadi perhatian di negeri ini adalah Banten di Jawa Barat, menjadi perhatian karena kehidupan para pemimpinnya sangat kontras sekali dengan kondisi sarana prasarana dan masyarakatnya. Seperti kita ketahui bersama daerah ini memiliki sentra industri yang juga besar, dimana salah satunya adalah Krakatau Steel, dengan penerimaan daerah yang begitu besar sangat kontras sekali melihat kenyataan sarana dan prasarana yang ada disana, terlebih lagi sekolah-sekolah yang ada di daerah ini semua kondisinya memprihatinkan, wajar jika kita berpikir sama seperti di Papua, daerah ini memang di setting menjadi terbelakang agar masyarakatnya tetap berminat menjadi buruh kasar di pabrik-pabrik yang ada di daerah ini, dan tidak memimpikan untuk memiliki pendidikan yang tinggi agar dapat memajukan kehidupan dan daerahnya nanti.

Memang sejak negeri kita ini merdeka pada tahun '45 banyak juga berdiri perusahaan-perusahaan nasional yang sampai sekarang juga masih ada, tetapi dengan lemahnya undang-undang di negeri ini malah menciptakan celah dimana tercipta sebuah situasi yang sangat memprihatinkan sekali bagi dunia pendidikan kita. Dan untuk merubah itu semua kita butuh pemimpin, anggota legislatif, aparatur negara yang sevisi dan memiliki ideologi kebangsaan di atas segalanya, tanpa berpikir pesimis saya rasa masa itu lambat laun akan datang juga dan bangsa ini kembali menjadi bangsa yang besar (benar-benar besar) di dunia ini.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar